Laporan : Luluk Yusni’ah, S.Pd. Gr., anggota tim Kokurikuler Smanita
Foto-foto : Wahyuni, S.Pd., sekretaris tim Kokurikuler Smanita
Sebagai salah satu upaya untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan peserta didik, sekolah melaksanakan kegiatan kunjungan kokurikuler ke Fish Booster yang berlokasi di Sedati, Sidoarjo, Sabtu, 25 Oktober 2025. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas XI, mulai dari XI F1 hingga XI F11.
Yang membuat kegiatan kali ini semakin menarik adalah seluruh peserta berangkat bersama-sama menggunakan 33 lyn bemo yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Suasana keceriaan dan antusiasme tampak jelas sejak pagi hari, ketika para siswa berkumpul di halaman sekolah untuk melakukan apel pemberangkatan. Meskipun menggunakan transportasi sederhana, perjalanan menjadi pengalaman seru dan berkesan bagi para siswa yang menikmati kebersamaan selama perjalanan menuju lokasi kunjungan.
Menurut penjelasan dari Bu Kristanti, S.Pd., selaku tim kokurikuler sekolah, kegiatan ini memiliki tujuan utama untuk mengajari siswa menumbuhkan jiwa entrepreneur dan berbisnis melalui pembelajaran budidaya ikan. Melalui kegiatan langsung di lapangan, peserta didik diharapkan tidak hanya memahami teori tentang kewirausahaan, tetapi juga mampu melihat peluang bisnis nyata dari sektor perikanan, khususnya budidaya dan pengolahan ikan lele yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
“Kegiatan seperti ini menjadi jembatan bagi siswa agar mereka memahami bahwa dunia bisnis bisa dimulai dari hal sederhana, seperti pengolahan hasil ikan. Diharapkan mereka terinspirasi untuk mandiri dan kreatif,” ujar Bu Tanti dalam wawancara singkat saat kegiatan berlangsung.
Kegiatan Pembelajaran di Fish Booster
Setibanya di lokasi Fish Booster Sedati, para peserta didik disambut hangat oleh tim pengelola yang telah menyiapkan rangkaian kegiatan pembelajaran. Sesi pertama dimulai di aula utama, di mana seluruh peserta mendapatkan penjelasan lengkap mengenai tata cara pembudidayaan ikan hingga cara menghasilkan produk olahan bernilai ekonomis. Pemateri menjelaskan secara detail proses-proses penting seperti pemilihan bibit ikan unggul, perawatan kolam, pemberian pakan, serta pengendalian kualitas air agar ikan dapat tumbuh optimal.
Para siswa tampak menyimak dengan seksama, bahkan beberapa dari mereka mencatat hal-hal penting yang disampaikan. Pemateri juga menekankan pentingnya inovasi dalam menciptakan produk turunan dari hasil perikanan agar memiliki daya saing tinggi di pasaran.
Pihak Fish booster memberikan kesempatan kepada murid-murid dan memberikan apresiasi hadiah bagi yang berani untuk bertanya.
Setelah sesi penjelasan di aula selesai, rombongan diarahkan menuju area budidaya ikan lele. Di lokasi tersebut, siswa diajak melihat langsung proses pembenihan, pemeliharaan, hingga panen. Mereka diperlihatkan bagaimana sistem sirkulasi air bekerja, bagaimana menentukan waktu panen yang tepat, serta cara menjaga kebersihan lingkungan agar ikan tetap sehat.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi pengolahan ikan lele menjadi berbagai produk bernilai jual tinggi. Peserta didik melihat secara langsung proses memfilet ikan, mengolahnya menjadi produk seperti nugget, abon, dan bakso lele, hingga tahap pengemasan (packaging) dengan peralatan modern. Melalui kegiatan ini, para siswa dapat memahami bahwa usaha perikanan tidak berhenti pada tahap budidaya, tetapi memiliki rantai bisnis yang panjang dan potensial untuk dikembangkan.
Nilai Edukatif dan Pengalaman Berharga
Kegiatan kunjungan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga pengalaman nyata yang sangat berharga bagi para peserta didik. Mereka belajar bagaimana mengelola sumber daya alam secara produktif, sekaligus melihat bagaimana teknologi modern dapat diterapkan dalam sektor perikanan untuk meningkatkan efisiensi dan hasil produksi.
Banyak siswa yang merasa terinspirasi setelah melihat langsung proses kerja di lapangan. Salah seorang murid dari kelas XI F8, Hanif misalnya, mengaku kagum dengan cara Fish Booster mengolah ikan lele menjadi berbagai produk yang menarik. “Saya baru tahu kalau lele bisa diolah jadi banyak jenis makanan. Dari sini saya jadi ingin mencoba membuat olahan sendiri di rumah,” ungkapnya antusias.
Sementara itu, Hanif dari XI F8 menambahkan bahwa kegiatan ini membuka pikirannya tentang peluang usaha yang ada di sekitar. “Kadang kita berpikir bisnis itu harus modal besar, padahal kalau kita kreatif dan tekun, dari usaha kecil pun bisa sukses. Kunjungan ini benar-benar menginspirasi,” ujarnya.
Peran Guru dan Tim Kokurikuler
Selama kegiatan berlangsung, para guru pendamping dan tim kokurikuler turut berperan aktif dalam membimbing peserta. Mereka memastikan kegiatan berjalan lancar, tertib, dan aman. Team kokurikuler juga memberikan pengarahan di setiap sesi agar siswa mampu mengambil pelajaran penting dari setiap tahapan kegiatan.
Menurut Bu Dewi Nurmala Sari, M.Pd selaku Kepala SMAN 1 Taman, kegiatan lapangan seperti ini merupakan bentuk nyata dari pembelajaran kontekstual yang menghubungkan teori dan praktik. “Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan di kelas, tapi juga melihat langsung bagaimana konsep bisnis dijalankan di dunia nyata. Ini akan memperkuat karakter dan motivasi mereka untuk menjadi generasi yang kreatif dan mandiri,” tutur mahasiswa S3 Unesa ini.
Refleksi Kegiatan
Detak Jam sudah mulai menunjukkan pukul 11.00, seluruh rangkaian kegiatan di Fish Booster selesai dilaksanakan. Sebelum kembali ke sekolah, peserta melakukan sesi foto bersama sebagai kenang-kenangan. Meski lelah, wajah para siswa tetap terlihat bahagia dan puas dengan pengalaman yang mereka dapatkan.
Menurut Pak Yanto, Selaku Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum mengatakan bahwa kegiatan kunjungan kokurikuler ke Fish Booster Sedati Sidoarjo ini memberikan banyak pelajaran berharga bagi seluruh peserta. Selain menambah wawasan tentang dunia perikanan, kegiatan ini juga menumbuhkan semangat kewirausahaan, kreativitas, serta jiwa pantang menyerah dalam diri siswa.
Melalui pengalaman nyata tersebut, menurut Bu Tanti diharapkan para siswa kelas XI mampu mengembangkan ide-ide bisnis baru di masa depan, terutama di sektor pangan dan perikanan yang menjanjikan. Sekolah pun berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan semacam ini sebagai bentuk implementasi pendidikan yang aktif, kreatif, dan berorientasi pada pengembangan karakter.
Kunjungan ini menjadi bukti nyata bahwa belajar tidak selalu harus di dalam kelas. Terkadang, pelajaran paling berharga justru datang dari pengalaman langsung di lapangan, di mana ilmu pengetahuan bertemu dengan praktik nyata, dan semangat belajar tumbuh bersama inspirasi dari dunia usaha yang sesungguhnya.
Foto-foto dokumentasi kelas
Komentar Terbaru