Sang Peretas (Pentigraf)

Oleh : Naura Rahma Azarine A. (kelas XII F3)

“Kau tahu, web dan data sekolah diretas semalam.” Percakapan tentang web sekolah menyebar di penjuru sekolah. Para guru juga ribut di kantor mereka. Semua data siswa dan guru disebar di menfess sekolah. Admin menfess dimintai kesaksian, namun gadis itu tidak menerima menfess apapun dan utas data itu langsung tersebar. Kacau. Kekacauan itu juga telat ditangani.

Tapi Binar tahu. Dia tahu siapa yang akan senekat ini untuk bersenang-senang dan membuat masalah. Gadis berkuncir kuda itu berlari keluar dari sekolah, meninggalkan keributan di belakangnya. Kakinya membawanya ke dangau di tengah sawah. Laki-laki itu ada di sana, duduk dengan lengan yang menyangga tubuhnya. Matanya menatap langit biru tanpa awan. Sekilas ada kesedihan di sana, ketidakyakinan, amarah, dan lebih banyak emosi yang tertahan.

Saat Binar mendekat, laki-laki itu menoleh. Tatapan sedihnya berubah menjadi kilatan jahil. “Aku paham kenapa tidak ada yang tahu kematian adikku. Keamanan data sekolahmu sangat ketat.” Ada banyak rahasia di sekolah Binar. Kejanggalan yang terasa normal. Semua orang sudah terbiasa. Hanya laki-laki itulah yang tidak bisa menerima ini. Senandra putus asa dengan segalanya.