Kelompok Tata Kota
“Kota Ramah Lingkungan: Solusi Berkelanjutan untuk Masa Depan Perkotaan”
Kota Ramah Lingkungan: Solusi Berkelanjutan untuk Masa Depan Perkotaan
Kota ramah lingkungan, atau sustainable city, adalah konsep perkotaan yang dirancang untuk mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan dan mengurangi penggunaan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Dalam kota ini, pembangunan dan kehidupan sehari-hari diatur sedemikian rupa sehingga meminimalkan jejak karbon, mengurangi polusi, serta mendukung keberlanjutan ekosistem dan kualitas hidup penduduk.
Seperti yang kita ketahui, bumi saat ini menghadapi berbagai permasalahan lingkungan yang semakin kompleks. Salah satu penyebab utama dari permasalahan ini, yakni aktivitas manusia yang berlebihan, di antaranya emisi karbon yang menyebabkan peningkatan suhu global dan perubahan iklim. Untuk mengatasi krisis lingkungan, kota-kota di seluruh dunia kini berlomba-lomba mengimplementasikan solusi inovatif demi mencapai keberlanjutan. Kota-kota di seluruh dunia kini beralih pada konsep kota ramah lingkungan.
Ciri khas kota ramah lingkungan, yakni memprioritaskan penggunaan energi yang bersih seperti energi surya, angin, dan biomassa. Hal ini membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang menyebabkan polusi. Pemrosesan limbah dengan cara yang aman dan efisien. Sistem transportasi yang efisien dan ramah lingkungan, seperti transportasi umum berbasis listrik, KRL, jalur sepeda, dan area pejalan kaki, adalah prioritas. Terdapat taman kota, dan ruang hijau. Selain untuk meningkatkan kualitas udara dan air, juga memberikan tempat rekreasi bagi penduduk dan melestarikan keanekaragaman hayati. Pengelolaan air yang baik, seperti penggunaan air hujan dan sistem daur ulang air limbah. Hal yang paling penting, yaitu partisipasi aktif dari warga. Kota sangat membutuhkan keterlibatan warganya dalam pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan lingkungan dan keberkelanjutan.
“Saya sangat mendukung direalisasinya fasilitas publik ruang terbuka hijau, taman-taman, tempat bermain, alun-alun. Saya tekankan sekali lagi, sangat disayangkan kalau aset-aset pemkot lepas,” — Haryo Sulistyarso, Pakar Tata Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Meskipun konsep kota ramah lingkungan menawarkan masa depan yang lebih berkelanjutan, implementasi kota ramah lingkungan di Surabaya/Sidoarjo dihadapkan pada sejumlah tantangan signifikan. Salah satu tantangan utama adalah kebutuhan akan investasi awal yang besar untuk mengubah infrastruktur dan mengadopsi teknologi hijau. Selain itu, mengubah kebiasaan masyarakat agar lebih ramah lingkungan juga memerlukan upaya edukasi dan sosialisasi yang intensif. Keterlibatan aktif dari semua pihak, termasuk pemerintah, bisnis, dan masyarakat, menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
Penulis:
Kelompok Pemukiman
“Revolusi Hijau Sidoarjo: Pemukiman Strategis dengan Energi Surya untuk Masa Depan Keberlanjutan”
Kota Sidoarjo dikenal sebagai salah satu pusat industri di Jawa Timur yang terus berkembang. Pesat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Sidoarjo tahun 2022, indeks kualitas udara di beberapa wilayah Sidoarjo, seperti Taman, tergolong dalam kategori sedang, yang menunjukkan adanya potensi peningkatan polusi udara di masa depan. Dengan menambah ruang terbuka hijau dan memperbaiki tata udara di perumahan, kualitas hidup masyarakat akan meningkat.
Tidak hanya itu, pemukiman ramah lingkungan yang menggunakan energi panel surya serta penataan lokasi strategis menjadi solusi penting untuk mengurangi dampak lingkungan dan memanfaatkan energi terbarukan. Di Sidoarjo, upaya ini mendapat dukungan melalui kebijakan pemerintah pusat dan daerah, meskipun penggunaannya masih terbatas. Berdasarkan data terbaru, Indonesia baru memanfaatkan sekitar 200 MW dari potensi energi surya sebesar 3.200 GW.
*Selain itu, pakar dari Institute for Essential Services Reform (IESR) juga menilai bahwa kota-kota seperti Sidoarjo bisa menjadi percontohan untuk pemukiman ramah lingkungan. Menurut mereka, Sidoarjo memiliki lahan yang cukup untuk instalasi panel surya di atap rumah-rumah penduduk.*
Keterbatasan kapasitas maksimum yang diizinkan. Oleh PLN untuk instalasi panel surya serta subsidi dan edukasi yang minim, membuat implementasi energi terbarukan ini terhambat.
Sehingga, jika antara edukasi dan kebijakan pemerintah yang stabil serta terintegrasi, berpotensi besar untuk menerapkan konsep pemukiman yang ramah lingkungan dan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dan alam dalam jangka panjang.
Di tingkat global, China menjadi salah satu negara yang berhasil mengembangkan energi surya secara masif. Ahli Lingkungan di China menyebutkan bahwa penerapan energi surya secara luas telah membantu negara tersebut mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi CO2. Namun, Infrastruktur yang ada di beberapa wilayah belum sepenuhnya. Mendukung distribusi energi surya secara efektif, terutama di daerah-daerah yang jauh dari pusat-pusat perkotaan.
Penulis:
Kelompok Sekolah
“Energi Ramah Lingkungan Sebagai Langkah Menuju Sekolah Ramah Lingkungan: Penggunaan Energi Terbarukan di Area Sekolah”
Energi Ramah Lingkungan Sebagai Langkah Menuju Sekolah Ramah Lingkungan: Penggunaan Energi Terbarukan di Area Sekolah
Kabupaten Sidoarjo adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang memiliki sekitar 1.996.825 jiwa penduduk menurut hasil sensus pada 2023. Hal ini menyebabkan banyak sekolah pada Kabupaten Sidoarjo juga sangat banyak. Pada tahun 2023/2024, jumlah sekolah di Jawa Timur adalah 67.317 unit. Kita tahu bahwa sekolah adalah rumah kedua bagi siswa. Apalagi jumlah pelajar di Sidoarjo tergolong cukup banyak. Hal ini menjadikan sekolah di Sidoarjo memakan cukup banyak energi listrik, seperti untuk penerangan, dan lainnya.
Mulai dari tahun 2006, Kementerian Lingkungan Hidup membuat program “Adiwiyata”, yaitu sekolah peduli lingkungan hidup dan memberikan penghargaan kepada sekolah yang berhasil melaksanakan program tersebut. Program ini memberikan dampak positif yang sangat besar, dimana sekolah sekolah bisa menjadi lebih asri.
Di Jawa Timur, jumlah sekolah Adiwiyata yang terdata ada sekitar 124 unit, termasuk Sidoarjo. Adanya sekolah Adiwiyata diharapkan bisa diimbangi dengan penggunaan energi ramah lingkungan meskipun dalam kenyataannya masih belum banyak sekolah yang menggunakan sumber energi terbarukan.
Sidoarjo adalah daerah yang bisa memanfaatkan sumber energi seperti matahari, hingga energi angin. Penerapan energi ramah lingkungan di Sidoarjo diharapkan lebih maksimal. Contohnya pada SMAN 1 TAMAN yang juga cocok untuk menggunakan energi terbarukan seperti panel surya dan kincir angin untuk pasokan energi yang digunakan
“Implementasi sekolah ramah lingkungan tidak hanya mendukung kelestarian alam, tetapi juga membentuk generasi yang lebih peduli terhadap isu-isu lingkungan global. Langkah ini sangat penting untuk menciptakan kebiasaan hidup yang berkelanjutan di kalangan siswa.” — Dr. Rahmat Hidayat, Pakar Pendidikan Lingkungan di Universitas Indonesia.
Implementasi sistem ini memerlukan kerja sama dengan pemerintah lokal dan sekolah sekolah negeri, terutama bagi sekolah yang infrastrukturnya masih belum memadai.
Dengan penerapan yang tepat dalam edukasi dan penggunaan, energi terbarukan di SMAN 1 Taman memiliki potensi besar untuk transisi energi yang lebih bersih dan efisien.
Penulis:
Kelompok Bisnis
“Sidoarjo Bertransformasi: Panel Surya dan Inovasi Pengolahan Limbah untuk Lingkungan Lebih Bersih”
Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak lingkungan dari aktivitas industri, pabrik-pabrik di Sidoarjo kini mulai beralih ke solusi energi terbarukan. Salah satu terobosan yang cukup signifikan adalah penggunaan panel surya sebagai sumber energi listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini diimplementasikan untuk menggantikan energi berbahan bakar fosil yang selama ini menjadi penyebab utama emisi karbon di industri.
Menurut data statistik yang dirilis oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo, pada tahun 2023 emisi karbon di kota ini mencapai 3.5 juta ton CO2e (setara karbon dioksida). Dengan penerapan PLTS, diperkirakan emisi ini dapat berkurang hingga 25% dalam lima tahun ke depan.
Di sisi lain, inovasi dalam pengelolaan limbah pabrik juga tidak kalah penting. Banyak pabrik di Sidoarjo kini menggunakan alat teknologi Afionisk. Alat ini mampu menyaring hingga 90% polutan berbahaya dari asap pabrik, termasuk gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2). Menurut hasil penelitian dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dengan penggunaan Afionisk, tingkat polusi udara di kawasan industri Sidoarjo turun sebesar 15% sejak awal 2024.
Namun, teknologi ini juga memiliki tantangan tersendiri. Biaya operasional Afionisk masih cukup tinggi, terutama bagi pabrik berskala kecil yang mungkin kesulitan untuk menjangkau teknologi ini.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sejak beberapa pabrik di Sidoarjo mulai menerapkan teknologi ini, kualitas udara di daerah tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 12% dibanding tahun sebelumnya. Ini bisa membuat industri di Sidoarjo lebih ramah lingkungan.
Dengan demikian, meskipun terdapat beberapa kendala, seperti biaya operasional yang tinggi, langkah pabrik-pabrik di Sidoarjo untuk menggunakan panel surya dan teknologi pengolahan limbah asap akan mendukung keberlanjutan energi dan kualitas lingkungan yang lebih baik.
Penulis:
Kelompok Transportasi
“Tren Pengguna Kereta Commuter Line di Surabaya Cenderung Meningkat”
Kereta Rel Listrik (KRL), yaitu moda transportasi umum berbasis listrik yang ramah lingkungan dan hemat energi. Teknologi KRL perlu dikembangkan di kota-kota besar yang padat penduduk dan sering mengalami kemacetan lalu lintas, seperti Surabaya dan Sidoarjo. Waktu yang dibutuhkan agar masyarakat sepenuhnya memanfaatkan KRL mungkin sekitar 5 hingga 10 tahun. Ini mencakup waktu untuk membiasakan diri dengan moda transportasi
baru, perubahan perilaku dari penggunaan kendaraan pribadi, dan peningkatan kualitas layanan KRL. Yang akan paling terkena dampak dari teknologi ini adalah masyarakat umum, khususnya para pekerja komuter yang sering bepergian antar kota. Ide awal penerapannya di kota adalah dengan membangun jalur KRL yang menghubungkan daerah padat penduduk dan pusat ekonomi. Proyek ini harus disertai dengan perencanaan terintegrasi untuk konektivitas dengan moda transportasi lain seperti bus, angkot, dan transportasi pribadi, serta pengembangan stasiun dan fasilitas pendukung.
Implementasi KRL di Surabaya/Sidoarjo dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap transisi energi bersih. Dengan beralihnya masyarakat dari Kendaraan pribadi berbahan bakar fosil ke transportasi umum berbasis listrik. Emisi karbon dapat dikurangi. Selain itu, penggunaan KRL dapat mengurangi polusi udara dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun, tantangan yang mungkin dihadapi antara lain kebutuhan investasi besar, pembangunan infrastruktur pendukung, serta perubahan perilaku masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan kendaraan pribadi.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan perencanaan yang matang, termasuk studi kelayakan, desain yang sesuai dengan kebutuhan lokal, serta sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat penggunaan KRL. Selain itu, kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan investor, sangat penting untuk memastikan keberhasilan proyek ini.
Opini ahli mengenai penerapan KRL di Surabaya/Sidoarjo umumnya positif, dengan catatan bahwa diperlukan komitmen kuat dari pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkannya
Penulis:
Kelompok Pembangkit listrik
“Solar Home System (SHS): Upaya Teknologi Energi Alternatif Berbasis Ramah Lingkungan”
Solar Home System (SHS): Upaya Teknologi Energi Alternatif Berbasis Ramah Lingkungan
Energi listrik menjadi sebuah kebutuhan yang paling mendasar dan vital bagi kehidupan masyarakat. Tidak adanya energi listrik sangat mengganggu aktivitas kehidupan manusia. Hingga saat ini masyarakat masih bergantung pada ketersediaan listrik yang dihasilkan oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara) sehingga harus membayar harga listrik yang terus mengalami kenaikan. Selain itu, jaringan energi listrik masih belum terjangkau di beberapa daerah salah satunya pedalaman dan energi listrik adalah energi yang tak terbarukan, sehingga menyebabkan pengolahan yang dihasilkan dapat merusak lingkungan sekitar. Hal ini tentu menjadi suatu permasalahan yang sangat besar.
Maka dari itu, para siswa di SMA Negeri 1 Taman berupaya untuk menghasilkan suatu teknologi energi alternatif yang dapat berguna sebagai pengganti dan berbasis ramah lingkungan.
Tujuan dari cipta energi alternatif dengan menggabungkannya pada teknologi adalah memanfaatkan sekaligus mengembangkan teknologi menggunakan energi alternatif yang ada yaitu energi solar home system.
Solar home system dirancang menggunakan teknologi berupa panel surya yang dapat menghasilkan sekitar 9 Volt dan Transistor yang digunakan untuk memperkuat sinyal listrik, serta power bank yang akan diujicobakan sebagai daya simpan dari panel surya yang cukup untuk digunakan pada satu desain rancangan maket Kota Ramah Lingkungan. Teknologi ramah lingkungan yang dikembangkan tidak hanya berpengaruh pada seberapa berkurangnya emisi yang dihasilkan, tetapi dapat sekaligus memberikan kemudahan serta keamanan pada penggunanya. Jika dibandingkan pada kasus kabel listrik menjuntai yang memakan banyak korban, lebih baik beralih pada panel surya yang aman, dan efisien. Dengan ini, dapat tercipta solar home system yang ramah lingkungan, mudah dan efisien.
Pengembangan SHS selanjutnya dilakukan pengukuran, perhitungan teknis, perhitungan ekonomis dan analisis permasalahan. Hasil dari rancangan dapat diketahui rekomendasi solar home system sebagai eksplorasi energi yang terbarukan, bersih, ramah lingkungan, investasi jangka panjang, praktis, dan cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia.
Penulis:
Komentar Terbaru