Kamis, 10 Okt 2024
  • SELAMAT DATANG di Official Site SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo Jawa Timur

Meningkatkan Pembelajaran Dunia Nyata bagi Siswa

oleh : Dewi Nurmalasari, M.Pd., Kepala SMA Negeri 1 Taman

Banyak cara untuk meningkatkan pembelajaran dunia nyata agar siswa lebih mengenal lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan utama dari pendidikan adalah menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dunia nyata dan menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat. Diantaranya dengan cara berikut ini yang telah dikembangkan di SMAN 1 Taman.

  1. CTL (Contextual Theaching Learning) atau pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang pada proses belajarnya melibatkan peserta didik untuk mempelajari materi dengan cara mengaitkannya dengan kehidupan nyata peserta didik. Pembelajaran kontekstual ini melatih peserta didik untuk perpikir kritis dan kreatif. Membangun pemikiran yang dikenal dengan kontruktivisme. Bertanya (5W1H) untuk menemukan sesuatu (inquiry) masuk dalam kategori masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penelitian langsung akan membuat siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna.
  2. Melalui kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dengan tema gaya hidup berkelanjutan. Pada kegiatan ini peserta didik mendapatkan pengalaman yang nantinya dapat digunakan sebagai bekal pengetahuan ketika kembali sebagai anggota masyarakat dimana dia tinggal. Seperti yang dilakukan di SMANITA yang mengenalkan bagaimana cara membuat kompos, membudidayakan tanaman, mengolah limbah menjadi sesuatu yang manfaat dan bernilai jual. Kegiatan semacam ini memunculkan kepekaan peserta didik terhadap masalah sosial di lingkungan sekitar dan mencari solusinya.
  3. Kegiatan out door, kegiatan pembelajaran dengan cara mengunjungi lokasi dan belajar praktik langsung. Kegiatan yang pernah dilakukan SMAN 1 Taman belajar tentang manajemen kewirausahaan usaha kue pai susu di Bali. Siswa mendapatkan pengetahuan dari owner dan melihat dan mempraktikkan proses pembuatan pai susu mulai dari penyiapan bahan, proses pengolahan, penjualan dan manajemen pengelolaan usaha. Hal ini dapat dijadikan bekal pengetahuan siswa yang ingin berwirausaha sekaligus untuk kesiapan karier.
  4. Kegiatan out door siswa pada mata pelajaran Sejarah dengan mengunjungi museum Mpu Tantular. Belajar sejarah tidak hanya mendengarkan guru bercerita tetapi melihat fakta yang ada di museum tersebut.
  5. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh peserta didik SMAN 1 Taman membantu siswa SD Jemundo dalam latihan kepramukaan. Menjadi Even Organiser di sebuah kegiatan TK di kecamatan Jambangan. Hal ini memberikan pengalaman nyata bagi siswa yang dapat menumbuhkan karakter baik peserta didik.
  6. Penerapan Pembelajaran Gotong Royong/Kolaborasi

Budaya gotong royong merupakan budaya leluhur bangsa Indonesia. Budaya yang telah mendarah daging di masyarakat. Gotong royong kegiatan tolong menolong atau kerjasama yang dilakukan dalam sebuah komunitas. Pada proses pembelajaran dilakukan dalam bentuk kerja kelompok atau saat ini populer disebut kolaborasi. Pembelajaran kehidupan nyata yang banyak manfaatnya. Kegiatan gotong royong ini mampu menumbuhkan rasa kekeluargaan untuk saling bantu. Menciptakan rasa kebersamaan sebagai makhluk sosial. Meringankan beban pekerjaan karena dilakukan secara bersama-sama. Memperkuat rasa persatuan, dan lain sebagainya.

  1. PBL (Problem Base Learning) Pendekatan pembelajaran yang mengutamakan keaktifan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dengan cara berpikir kritis. Menggunakan permasalahan nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk mengasah ketrampilan peserta didik dalam menghadapi masalah. PBL juga mampu mendorong peserta didik untuk menyiapkan diri sebagai individu yang mandiri dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah.

Melibatkan peserta didik dalam kegiatan di sekolah. Peserta didik dilibatkan dalam kepanitian. Ini akan memberikan pengalaman untuk berpikir kritis dan solutif. Contoh yang dilakukan di SMANITA baru-baru ini adalah kegiatan maulid nabi. Peserta didik diajarkan bagaimana membuat rencana kegiatan. Membuat proposal, menentukan tanggal pelaksanaan, menghimpun dana, mencari narasumber, menyiapkan sarpras, menyiapkan konsumsi, rundown acara dan sebagainya merupakan proses pembelajaran yang erat dengan kehidupan nyata. Dapat diterapkan ketika siswa kembali sebagai masyarakat sosial di tempat tinggalnya.

Post Terkait

0 Komentar

KELUAR