Karya : Kristanti Handayani, S.Pd, Guru SBK SMAN 1 Taman
Siapakah dari kita yang tidak tertarik untuk mengisi TTS ? Tentunya banyak yang menyukainya, apalagi permainan kata ini menantang seseorang untuk mengasah otak, menjawab dengan benar dan mengisi penuh ruang yang tersedia. Teka-teki Silang/TTS biasanya berupa serangkaian ruang-ruang kosong berbentuk kotak berwarna hitam dan putih. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengisi kotak-kotak putih dengan huruf yang membentuk kata tertentu, dengan menyelesaikan petunjuk yang mengarah ke jawaban tertentu. Kotak yang berwarna hitam (atau warna lainnya) biasanya digunakan untuk memisahkan kata yang berbeda.
Meski sudah tidak asing dengan istilah Teka-teki Silang /TTS, namun TTS yang saya sampaikan saat ini berbeda dari kebanyakan TTS yang kita ketahui. Mengapa demikian? Berikut ini beberapa alasan yang mendasarinya : pertama, karena Teka-teki Silang/TTS ini diterapkan pada pembelajaran Seni Budaya, maka istilahnya saya rubah menjadi Teka-teki Seni; kedua, terdapat peraturan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam mengerjakan dan mengisi Teka-teki Seni/TTS tersebut; ketiga, tampilan visual Teka-teki Seni ini lebih berwarna; keempat, adanya bonus dan hadiah pada proses bermainnya (ada beberapa pertanyaan yang secara acak dan rahasia sudah ditentukan oleh tim presentasi sebagai pertanyaan yang terdapat hadiah dan bonus).
Selama ini pembelajaran Seni Budaya di sekolah seringkali berupa kegiatan diskusi, presentasi, tanya jawab, demonstrasi dengan media seadanya. Kali ini di Fase E/ kelas X pada materi pokok “Kritik Seni dan Pameran” saya menggunakan media Teka-teki Seni/TTS pada pembelajaran Seni Budaya. Teka-teki Seni/TTS saya pilih sebagai media pembelajaran dikarenakan sesuai dengan yang dicanangkan pemerintah yaitu Kurikulum Merdeka, dimana pada Kurikulum Merdeka mengutamakan kebebasan siswa ber-ekspresi dalam pembelajaran, pembentukan sikap siswa dan penerapannya dalam kehidupan. Proses pembuatan Teka-teki Seni/TTS hingga presentasi, mengajak siswa untuk bekerjasama, kompak, saling menolong, saling menghargai, mandiri, percaya diri, kreatif yang juga sesuai dengan karakter Profil Pelajar Pancasila.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk melaksanakan pembelajaran dengan media Teka-teki Seni/TTS adalah sebagai berikut : 1. Membagi dan membentuk kelompok, 2. Menyampaikan teknis umum pembuatan Teka-teki Seni/TTS ke siswa, 3. Mengarahkan siswa secara berkelompok membuat Teka-teki Seni/TTS sesuai kreativitas masing-masing kelompok, 4. Penyampaian teknis presentasi Teka-teki Seni/TTS.
Teknis umum pembuatan Teka-teki Seni/TTS sebagai berikut : pertama, masing-masing kelompok membuat minimal 25 pertanyaan mendatar dan 25 pertanyaan vertikal sesuai dengan tema materi yang di angkat; kedua, bentuk TTS bebas dan dikreasi yang menarik (tidak harus berbentuk kotak-kotak hitam dan putih).
Selanjutnya adalah tata cara presentasi Teka-teki Seni/TTS :
Berikut ini peraturan permainan Teka-teki Seni/TTS :
Dengan menggunakan media Teka-teki Seni/TTS ini siswa secara otomatis akan mempersiapkan diri dengan matang baik belajarnya, mencari sumber materi, maupun presentasinya demi membawa nama baik pribadi dan kelompoknya masing-masing . Pada tahap akhir permainan ini, tim yang bertugas mempresentasikan Teka-teki Seni/TTS akan mengkoreksi kebenaran jawaban dari tim yang bertugas menjawab pertanyaan, kemudian akan menghitung jumlah soal yang berhasil dijawab dengan benar, demikian juga jumlah soal yang tidak terjawab maupun yang salah dalam menjawabnya.
Dari hasil presentasi Teka-teki Seni/TTS tersebut akan bisa ditarik kesimpulan, bahwa semakin banyak siswa/i berhasil menjawab pertanyaan dengan benar maka penguasaan siswa/i terhadap materi yang di angkat semakin baik, begitu pula sebaliknya.
Dari presentasi permainan Teka-teki Seni/TTS ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran siswa dalam belajar, bekerjasama dan bisa memudahkan memahami materi Seni Budaya dengan menyenangkan.
Dimuat di tabloid PENA APRIL 2023
Komentar Terbaru